UMKM merupakan salah satu faktor penentu pertumbuhan ekonomi nasional. Keberadaan elemen tersebut diyakini mampu memberikan suntikan pendapatan nasional secara konsisten. Tenaga kerja juga mudah terserap sehingga angka pengangguran dapat ditekan seminimal mungkin. Saat ini ada lebih dari 57 juta pelaku UMKM di Indonesia. Kalau ditotal berdasarkan persentase kontribusi untuk PDB senilai 58%, sedangkan tenaga kerja telah tembus di angka 97%.
Angka yang dihasilkan tersebut tentu sebuah berita besar. Ekonomi bangsa semakin menunjukkan geliat pesat. Maka dari itu para pemilik UMKM sudah sepantasnya bersiap terhadap transformasi teknologi guna kemajuan usahanya. Teknologi itu lebih diterapkan dalam urusan finansial. Terutama ada kaitannya dengan modal usaha. Karena modal memberikan arti penting bagi peningkatan laju usaha sampai ke ranah ekspor.
Bagaimanapun juga banyak ditemukan produk UMKM yang berhasil menembus pasar dunia. Meskipun produk dikategorikan sederhana. Jika sektor ini tidak diberdayakan sangat disayangkan. Salah satu lembaga keuangan yang berani beberapa tingkat memberikan sarana pinjam modal adalah Amartha. Lembaga telah berdiri 10 tahun silam tetapi semangat untuk mendanai pelaku UMKM tidak pernah pudar. Pesaing memang banyak. Tetapi Amartha mampu bertahan di tengah derasnya gelombang.
Mereka berhasil menciptakan metode unik untuk pengusaha UMKM di seluruh wilayah Indonesia sampai daerah terpencil. Setiap pengusaha tidak hanya dibekali pengetahuan dan layanan prima untuk mendapatkan sejumlah modal secara online. Namun lewat tenaga lapangan yang handal, pengusaha dibimbing usahanya supaya terus berkembang dan eksis di segala kondisi. Pembinaan tersebut dilakukan seminggu sekali.
Ada yang unik lagi dari Amartha selain pembekalan usaha. Setiap pemilik usaha yang akan mengajukan pinjaman harus membawa serta 5-10 orang dengan domisili berdekatan. Satu anggota tersebut masing-masing memiliki usaha. Mereka ini nanti akan rutin dibina oleh petugas lapangan Amartha. Selain itu kalau ada masalah terhadap pembayaran angsuran salah satu individu. Maka anggota lainnya ikut menanggungnya. Istilahnya tanggung renteng, sistem ini secara langsung mendisiplinkan anggota supaya membayar tepat waktu. Kalau sampai mundur bahkan tak mampu bayar, dia akan merasa malu karena rekan-rekannya harus menanggungnya.
Melalui dasar itulah, Amartha yang telah masuk daftar investasi OJK mampu mengurangi risiko gagal bayar sampai 0%. Nilai tersebut mampu dipertahankan hingga sekarang. Keberhasilan yang dicetak Amartha membuat mitra pengusaha khususnya kaum perempuan di desa sudah berjumlah 89.000. Total pendanaan mencapai 307 miliar rupiah. Dari modal yang digelontorkan, para mitra tersebut kini telah berubah kualitas hidupnya. Mereka mandiri secara finansial, usaha maju dan dikenal hingga beberapa tingkatan. Kemampuan mereka tidak kalah dengan pengusaha di perkotaan. Berkat pembinaan intensif dari Amartha. Siapa saja kini tidak sulit berbisnis meskipun jauh dari hiruk pikuk kota besar. Karena investasi alternatif Amartha hadir untuk masyarakat penggiat UMKM. Jaminan syarat dan proses mudah diberikan.